Panoramic Foto Bagian depan Lamin Eheng |
LAMIN ADAT PEPAS EHENG
Lamin Adat Pepas Eheng terdapat di Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong
Tongkok, lamin adat ini masih memiliki nuansa tradisional dan belum disentuh
modern, dilamin ini masih didiami beberapa keluarga yang juga merupakan
pengurus lamin adat.
Ada beberapa kerajinan tangan khas Dayak dijual masyarakat di lamin ini. Ada aneka gelang rotan, kalung manik-manik dari biji bataka, tas rotan khas Dayak yang disebut anjat, gelas berbahan kayu pasak bumi dan berbagai kerajinan lainnya.
Juga dijual mandau tampilan, senjata khas Dayak. Mandau ini sangat indah, terbuat dari besi pilihan, bergagang kayu limau berukiran indah dan bersarung kayu gerunggang. Terdapat juga hiasan bulu burung yang makin mempercantik mandau. Harga mandau berkisar Rp. 500 ribu - 1,3 juta bahkan bisa lebih tergantung corak ukir sarung mandau dan hulu/gagang mandau.
Di Lamin Pepas Eheng, setidaknya ada bebrapa keluarga yang tinggal bersama, hidup saling berbagi ruang. Mereka memiliki keterikatan hubungan saudara. Lamin Pepas Eheng dihuni oleh masyarakat suku Dayak Benuaq yang merupakan salah satu suku terbesar di daerah Kutai Barat dan sekitarnya.
Didirikan pada tahun 1962. Lamin yang memiliki panjang 125 meter ini merupakan
pindahan dari Lamin yang ada di Kampung Pepas, sekitar 2 km dari Kampung Eheng.
Dulunya Lamin dibangun secara bergotong-royong. Pembangunan Lamin atau yang
biasa disebut oleh bahasa setempat (Benuaq) dengan nama Lou ini bisa menjadi
pengejawantahan bahwa ikatan kebersamaan Suku Dayak Benuaq kala itu masih
sedemikian kuatnya.
Secara umum ruangan Lamin terbagi menjadi dua bagian utama. Bagian seperti los
berada di depan yang memanjang dari ujung ke ujung Lamin. Masyarakat
menggunakan bagian depan Lamin sebagai tempat untuk menerima tamu, upacara
adat, berinuq (musyawarah orang Dayak), dan tempat tidur kaum laki-laki.
Bagian belakang lamin merupakan ruangan yang tersekat-sekat menjadi semacam bilik yang disebut olakng. Di olakng ini terdiri dari dapur dan beberapa kamar. Satu olakng biasanya dihuni 4-5 keluarga. Masyarakat Dayak menggunakan olakng juga sebagai tempat menyimpan harta kekayaan, serta tempat tinggal kaum perempuan dan anak-anak.
Dapur di Lamin Eheng |
Tiang utama paling besar di Lamin Pepas Eheng. Berbahan kayu ulin. Menghujam
tanah menopang atap.
Kayu ulin adalah kayu khas Kalimantan yang terkenal dengan kekuatan dan ketahanannya. Kayu ulin ini anti rayap dan sanggup menahan beban sangat berat. Makanya, kayu ulin bisa digunakan untuk bahan jembatan-jembatan di Kalimantan. Di tiang-tiang utama Lamin, dihiasi oleh ukiran-ukiran khas Dayak dan dipasangi tanduk kerbau yang menjadi hasil kurban pada upacara adat masyarakat Eheng.
Kayu ulin juga digunakan untuk atap Lamin. Anti air. Kalau kena air tidak akan membuatnya lapuk, malah makin kuat. Atap lamin dibuat dengan merangkai potongan kayu ulin yang dibentuk persegi panjang berbilah tipis-tipis. Ditumpuk-tumpuk seperti sisik pada ikan. Inilah sebagian bukti mahakarya arsitektur suku Dayak.
Kayu ulin adalah kayu khas Kalimantan yang terkenal dengan kekuatan dan ketahanannya. Kayu ulin ini anti rayap dan sanggup menahan beban sangat berat. Makanya, kayu ulin bisa digunakan untuk bahan jembatan-jembatan di Kalimantan. Di tiang-tiang utama Lamin, dihiasi oleh ukiran-ukiran khas Dayak dan dipasangi tanduk kerbau yang menjadi hasil kurban pada upacara adat masyarakat Eheng.
Kayu ulin juga digunakan untuk atap Lamin. Anti air. Kalau kena air tidak akan membuatnya lapuk, malah makin kuat. Atap lamin dibuat dengan merangkai potongan kayu ulin yang dibentuk persegi panjang berbilah tipis-tipis. Ditumpuk-tumpuk seperti sisik pada ikan. Inilah sebagian bukti mahakarya arsitektur suku Dayak.
Di dinding yang membatas ruang depan dan belakang, sering dipasang beberapa ikat padi digantung. Padi menjadi simbol kemakmuran bagi masyarakat penghuni Lamin.
Untuk merawat eksistensi dan pesona Lamin Pepas Eheng, masyarakat setempat mengandalkan sumbangan mandiri.
Mari kita menjaga agar Lamin Pepas Eheng senantiasa menjadi lamin yang hidup. Tak semata hanya penjadi panggung atraksi budaya saja yang sengaja dipertontonkan kepada khalayak. Ada originalitas nilai luhur Dayak yang terus dipertahankan. Lamin ini menjadi benteng adat dari serbuan nilai modern yang meminta masyarakat untuk tinggal individu, menggerus kebersamaan khas Dayak. Lamin ini juga menjadi perisai untuk melestarikan hutan Kalimantan dari penghancuran atas nama pembangunan, pertambangan dan perkebunan. Orang Dayak Benuaq menganggap hutan dan seisinya sebagai benda adat yang sakral.
Tari Belian Bawo, Tari Gantar, Upacara Adat Kenyau dan Kuangkai, Ngugu Taunt, Nyanyian Berijoq, dll
LOKASI
Kampung Pepas Eheng, Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Kampung Pepas Eheng, Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
CARA MENUJU KESANA
Untuk mencapai lamin ini cukup mudah karena letaknya di pinggir jalan besar Kampung Pepeas Eheng. Untuk menuju Lamin Adat Pepas Eheng dari Kota Sendawar Ibu Kota Kutai Barat Menggunakan kendaraan roda empat charter ataupun kendaraan roda dua / ojek, dengan kondisi jalan yang cukup mulus, berjarak sekitar 20 KM dari Kota Sendawar dengan jarak tempuh sekitar 40 menit.
Untuk mencapai lamin ini cukup mudah karena letaknya di pinggir jalan besar Kampung Pepeas Eheng. Untuk menuju Lamin Adat Pepas Eheng dari Kota Sendawar Ibu Kota Kutai Barat Menggunakan kendaraan roda empat charter ataupun kendaraan roda dua / ojek, dengan kondisi jalan yang cukup mulus, berjarak sekitar 20 KM dari Kota Sendawar dengan jarak tempuh sekitar 40 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar